(536)
(228)
(574)
(311)
( إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ )
فالكَرَمُ بالتقوى.. من كان أتقى لله فهو الأكرمُ ، وبذلك لا يمكن أن يكون الأتقى أحد من أهل نسب شريف يحتقر مسلم، أو يتفاخر عليه أو يذله، ولا أحد ممن لا نسب له ينكر فضل النسب .
فلا سبيل إلى أخذ نًصٍّ وترك نص، ولا سبيل إلى الغلوِّّ مع شيء من النصوص على حساب النصوص الأخرى؛ بل لا بد من الجمع بينها.
وهذا هو مسلك أهل السنة.. لا يضربون ذا بذا ولا ذا بذا، ولا يُلَطِّخون بواطنهم ببغض مسلمٍ -من عوامِّ المسلمين، فضلا عن خواصهم، فضلا عن الصحابة وآل بيت المصطفى صلى الله عليه وسلم- الذين هم أقرب الأمة إليه! فلا يمكن أن يؤذى في أصحابه ولا يؤذى في أهل بيته خاصة ولا يؤذى في عموم أمته!
“The most honored of you with Allah are those of you who have the most mindfulness of Allah (taqwa).” (Al-Hujurat, 13)
Therefore, honor is by taqwa. Whoever is more mindful of Allah, then he is more honorable. Thus, a person of noble lineage who belittles a Muslim, or prides himself over or humiliates a Muslim cannot be considered to have more taqwa—though even one without a distinguished lineage would deny the virtue of noble lineage.
One cannot take some sacred texts and ignore others. Nor can one go to excess regarding some sacred texts at the expense of others. Rather, it is necessary to harmoniously merge all sacred texts. This is the way of Ahl al-Sunna. They do not critique this at sacred text with the other, or vice versa. They do not tarnish their inward by hating any Muslim, even an average Muslim—much less one the elect, especially the Companions and Family of the Chosen One, peace and blessings be upon him, who are the closest of his followers to him! So it is forbidden to hurt him, peace and blessings be upon him, with regards to his Companions, his Family, or the generality of his Umma.
(Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.)
Kemuliaan seseorang sesuai dengan ketakwaannya. Siapa yang paling bertakwa kepada Allah ialah yang paling mulia, oleh sebab itu tidak mungkin menjadi orang yang bertakwa jika salah satu dari orang yang terlahir dari keturunan terhormat yang masih menghina seorang Muslim, atau menyombongkan dirinya atau merendahkannya, dan juga tidak boleh mereka yang terlahir dari keturunan biasa mengingkari kehormatan keturunan nasabnya orang yang terhormat.
Tidak boleh kita berpegangan pada suatu dalil namun meninggalkan dalil yang lain dan tidak boleh kita bertindak ekstrem dengan dalil mana pun namun mengorbankan dalil yang lainnya. Maka yang benar adalah dengan menggabungkan keseluruhannya.
Karena inilah ajaran Ahlu Sunnah. Mereka tidak menuduh yang ini atau yang itu, dan mereka tidak mengotori hatinya dengan kebencian terhadap seorang Muslim dari kalangan orang awamnya, terlebih kalangan khususnya, apalagi Para Sahabat dan Ahlul Bayt-nya Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam yang paling dekat dengannya! Maka jangan sampai Beliau tersakiti dengan disakitinya Para Sahabat dan Ahlul Bayt-nya secara khusus, ataupun dengan menyakiti ummat-nya secara umum!
23 رَمضان 1444